Aku lahir pada tanggal 15 Desember 1991 waktu itu aku di kandung oleh
bunda selama 10 bulan, aku biasa terharu dan menangis ketika mendengar
lagu ketika ibu mengandung selama 9 bulan sedangkan aku di kandung
selama 10 bulan mungkin ini hal yang jarang terjadi biasanya ada anak
yang lahir prematur tapi aku justru lahir lebih lama tapi kata Bunda aku
lama di dalam perutnya karena ketika umur kehamilannya menginjak 9
bulan ayahku lagi di luar kota bertugas di POLITEHNIK NEGERI PANGKEP
jadi mungkin sangat kuatnya ikatan batin bunda dengan anaknya bunda
hanya iseng bilang ma aku yang dalam perutnya " Jangan keluar dulu ya
nak tunggu ettamu pulang" alhasil kata-kata bunda jadi kenyataan aku
lahir pas hari ayahku pulang dari bertugas di daerah orang.
Tapi aku
merasa betul-betul ibah banget dan sayang sekali sama Bunda ketika aku
di lahirkan tubuhku besar dan hampir saja nyaris untuk tidak bisa di
keluarkan apalagi bunda melahirkan di rumah tanpa alat bantu Rumah sakit
yang bisa saja membunuh bunda ataupun diriku yang saat ini mungkin tak
bisa menulis cerita tentang Pengorbanan bundaku, saat terlahir pun
katanya bunda sudah tak mampu bernafas hanya ayat suci Al Qur'an yang
memberi semangat buat Bunda untuk bangkit dan tersenyum dan saat adzan
di kumandakan di telingaku oleh ayahku bunda sangat bahagia katanya
waktu itu.
Bunda sungguh pengorbanannya luar biasa tidak cukup berapa pun jempol untuknya dia begitu tak terkalahkan dalam manjadi inspirasi hidupku itulah akhirnya aku ingin kalian tahu hal yang inspiratif dari bundaku dia adalah wanita yang tak pilih kasih pada siapa pun anaknya, bunda malah punya anak lebih banyak dari aku yang hanya dua bersaudara.. humm maksudnya bunda senang dengan namanya pendidikan bukan karena ia seorang guru saja tapi memang pendidikan yang pertama membuatnya jadi sukses sampai sekarang ini, bunda orang yang memiliki jiwa sosial tinggi dengan menyekolahkan beberapa anak-anak di rumah waktu aku masih SD hingga kakak yang dulu tinggal di rumahku itu jadi orang-orang yang sekarang sudah sukses dan berkembang.
Inilah
Wonder woman sejati tak terkalahkan bagiku dan salah satu pergobanan tak
bisa terlupakan bagiku saat mengejar cinta dan mempertahankan aspek
keturunan, maaf sebelumnya saya adalah keluarga bugis yang bergelar Andi
dan dalam keluargaku para kaum pria bisa menikah dengan para Wanita
yang tak memiliki nama Andi dalam keluarganya namun kaum wanita termasuk
aku tidak bisa menikah dengan para pria yang bukan Andi hingga bunda
membuat aturan itu pada kami anak-anaknya tak di sangka tak terduga demi
mendapatkan Pria bergelar Andi yaitu ayahku, Bunda rela menikah dengan
keluarga yang di bilang penuh dengan kedisiplinan tinggi seperti
keluarga militer tapi bukan tentara dan yang paling tidak menyenangkan
adalah saudara ayahku tak senang pada ibuku mereka malah membuat aksi
seperti demo dengan membuat surat pernyataan yang tidak membiarkan
bundaku jadi anggota keluarga mereka karena maklum bunda hanyalah anak
dari seorang penjaga warung kopi tapi ayahku sayang pada bunda meski
Bunda hanya seorang wanita biasa dari kalangan kelas bawah, tapi bunda
tahu dirinya tak bisa menggapai langit jadi bunda pergi meninggalkan
orang tuanya untuk mengejar pendidikan hingga ia bergelar sarjana tapi
karena nenekku tersayang sakit-sakitan bunda pulang dan sebelum
bercita-cita mendapatkan gelar sarjana sebenarnya bunda sudah berucap
tak akan pernah menikah tapi apalah daya hanya sang pencipta yang
berkehendak nenekku akhirnya berpulang ke rahmatullah ibuku tak tahan
menguasai air matanya yang berderai kesepian tanpa seorang ibu yang
akhirnya membuatnya ingin menikah dengan ayahku tapi pernikahan itu tak
berjalan mulus tanpa restu kakekku ayah dari ayahku, ayahku di usir dan
tidak di anggap dalam keluarga kakek (ayahku) dan akhirnya ayahku
mempersunting bunda di daerah pedeesaan yang sangat jauh dari kampung
halaman kelahirannya namun menikah di sana ternyata membawa duka piluh
saat pernikahan segerombolan orang suruhan kakekku datang dan
melemparkan batu di acara pernikahan itu tapi ayahku demi cinta kepada
bunda dia tetap melanjutkan ijab kabulnya hingga resmi menjadikan bunda
istrinya dan pergi meninggalkan kampung itu.
Bunda tahu ayahku masih
berstatus mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta namun saat ingin
menikah ayahku tak dapatkan sepeserpun uang dari kakekku untuk
melanjutkan kuliah di Universitas tersebut sehingga bunda yang saat itu
telah menjadi seorang guru di sekolah menengah atas yang mencari biaya
untuk perkuliahan ayahku inilah cinta yang tak mengenal starata
keluarga, dan umur.
Bunda jauh lebih tua daripada ayahku yang berjarak
umur 6 tahun tapi cinta mempertemukan mereka hingga lahirlah buah cinta
pertama mereka ia adalah kakakku dan seorang kakak yang membuat keluarga
bersatu dan cucu perempuan pertama dalam keluarga ayahku hingga kakek
yang hatinya sekeras batu pun jadi lunak karena senyum tawa manis
kakakku, tapi masih harmonisnya hubungan mereka masalah tak berhenti
mendatangi kehidupan bunda kakek dari bundaku marah besar tahu kalau
bunda sudah menginjakkan kaki di rumah kakek dari ayahku hingga harta
dan warisan bunda diberikan kepada kakaknya dan akupun belajar bunda
adalah seorang wanita yang cantik, berpendidikan dan hatinya begitu
mulia dia rela tanpa harta karena sebenarnya kakak bundaku adalah kakak
yang sejak kecil iri pada bunda karena lebih mendapat perhatian mungkin
karena itulah bunda memberi perhatian yang sama besar kepada kami berdua
putrinya agar kisah hidupnya tak terulang kepada kami.
Cinta bunda tak
tergantikan hingga bunda rela pergi berpindah-pindah tempat tinggal
karena ayahku yang bekerja berprofesi sebagai pegawai di Universitas. 10
tahun tinggal di daerah orang aku dan kakakku tumbuh besar di sana
mengalami masa kecil jauh dari keluarga ayah dan bunda hingga jadi gadis
ABG yang belia dengan mengembangkan potensi ku sabagai pragawati
berturut-turut menjadi wakil sekolah yang memenangkan tiap perlombaan di
daerah itu sungguh kisah pengalamanku yang semuanya karena bunda yang
membuatku jadi anak yang tidak boleh kalah dengan yang lain meski hanya
pendatang di daerah tersebut, hidup paling tragis ketika aku berumur 9
tahun kami bertiga ayah bunda dan aku naik motor vesva yang jadul pergi
mengelilingi sebuah kota di Pankajene ketika kami pulang dari sekedar
jalan-jalan itu nasib naas menerjang kami ayahku pada malam itu menyetir
motor dan tidak melihat lubang besar di jalan yang menganga ingin
menelan tiap pengendara yang lewat meski menginjak rem malah kami
terjatuh dan bunda begitu sayang nya ma aku dia masih memeluk erat
tubuhku dan dia tersungkur hingga kepalanya terbentur hebat di aspal,
aku hanya menangis melihat bunda dan ayahku tak dapat bangkit dari
kecelakaan naas itu hingga mereka berdua di bawa ke puskesmas terdekat,
air mataku tidak bisa berhenti berderai pada saat bunda merasakan sakit
luar biasa hingga di rawat, kakakku yang malam itu hanya sendiri di
rumah ketakutan mengetahui bunda kecelakaaan, aku hanya berpikir satu
hal yaitu berdoa pada Tuhan agar bunda selamat aku tak bisa hidup tanpa
bunda karena demi menyelamatkanku yang sedang tertidur lelap di motor
waktu itu bunda rela mengalami kesakitan luar biasa beruntung Allah Swt
masih mengabulkan doaku, cerita berlanjut daerah yang kami tempati
tinggal adalah daerah yang sangat jauh dari pusat kota sehingga desa
yang aku tempati adalah sebuah desa yang sering sekali menajdi rawan
banjir pengorbanan ibu pun terukir lagi demi mengajar para murid-murid
di SMA nya tempat dia mengajar bunda rela mengajar dengan rendaman air
banjir dan rela menjadi penjual es waktu itu di dekat SD ku karena
gara-gara menjual es bunda bertentangan dengan guru-guru yang lain waktu
berjualan es di samping Sekolah dasarku tapi bunda mengalah dan rela
mencari nafka keluarga dengan berbisnis make up waktu itu Alhamdulillah
Allah s.w.t memberi bunda rezeki dan akhirnya kami pindah ke rumah yang
lumayan bagus untuk di huni dengan keluarga kecil seperti kami hingga di
rumah itu pula bunda mendapatkan rezeki untuk menunaikan ibadah haji
tapi karena ayah mencintai kami putra-putrinya ayah menjaga kami dan
membiarkan bunda datang ke rumah Allah lebih dahulu namun bunda selalu
memberi kabar kami lewat surat maklum dulu ayah tidak punya hp ataupun
tlp rumah tapi ketika bunda memberi tahu aku satu hal ketika dia akan
pergi ke tanah suci itu satu hal jaga terus percaya diri dan belajar
terus, bunda tahu aku adalah anak yang lemah fisiknya karena sering
sakit-sakitan dan sekali jatuh sakit bisa beransur lama sekali hingga 2
minggu bahkan 1 bulan itu lah aku , namun ketika bunda pulang dia
mendoakan aku agar tidak sering sakit lagi ya alhamdulillah sekarang aku
jarang sakit doa bunda begitu mulia, humm tak sadar begitu banyak masa
kecil yang kujalani dengan prestasi gemilang di atas panggung karena
selalu ada bunda penyemangatku, tapi aku lupa cerita kisah paling
menyedihkan dalam hidup bundaku ketika kakak baru berumur 2 minggu
sebelum keluarga kakek dari ayahku bersatu bunda pernah berjuang hidup
dengan memberi Asi pada kakakku dengan dia hanya tidur di sebuah rumah
tanpa dinding hanya atap dan lantai beralaskan kayu aku merasa miris
tahu demi membiayai kuliah ayahku bunda rela makan garam dengan nasi
saja tanpa lauk pauk sungguh ini kisah nyata dari Bundaku tanpa ada
karangan, alhamdulillah setelah melewati beberapa masa sulit di kampung
orang ayah dapat panggilan untuk kembali ke kampung halaman dan bekerja
di sana sebagai pegawai lingkungan hidup alhasil bunda juga pindah
bekerja di Sma yang berbeda dari tempatnya dulu bekerja.
Dari hasil
jerih payah mereka berdua akhirnya kakakku di belikan motor oleh ayahku
motor baru Honda yang membuat kakakku tidak di cemoh orang yang dulu
hanya memakai vesva kemana-mana jujur dan sangat jujur kakakku adalah
gadis yang lugu dan sabar dia dari kecil selalu di cemoh orang karena
kami mungkin bukan keluarga yang mampu hanya keluarga sederhana namun
setelah ayahku jadi seorang lurah dan Bunda jadi kepala sekolah kami di
akui dari kalangan menengah tapi inilah pelajaran yang aku petik hidup
itu bisa berputar tak selamanya orang di di atas dan di bawa tapi bunda
menerapkan kepada kami jadilah gadis belia yang terlahir dari keluarga
biasa saja bersifat rendah hati karena awal dari kebaikan itu dari kita
menyikapi apa yang kita jalani selama hidup.
Sumber: http://www.welovehonda.com/kartinimuda/entry,detail,3391
Related Post :
Comments :
0 comments to “Pengorbanan Tak Biasa Darimu Bunda”
Posting Komentar