Bercerita dan berkeluh kesah dengan sahabat mungkin menjadi pilihan bagi sebagian wanita untuk melepaskan sedikit beban dipundaknya. Namun, apakah dengan bercerita membuat Anda merasa jauh lebih baik atau justru lebih buruk?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Missouri menemukan bahwa 'curhat' justru membuat Anda merasa lebih buruk. Para peneliti melakukan serangkaian tes pada remaja perempuan dan menemukan bahwa kecenderungan mereka bercerita tentang masalah yang terjadi secara berlebihan justru membuat perasaan lebih buruk.
Mereka akan terjebak dalam pola pikir negatif dan berisiko mengalami depresi dan stres. Memang, berbagi masalah di awal membuat perasaan lebih baik. Itu karena mengobrol memicu zat kimia pada otak wanita untuk bereaksi layaknya candu heroin yang melegakan. Namun, ketika overdosis, akan menimbulkan perasaan tertekan dan depresi.
Membicarakan masalah justru memperkuat masalah tersebut. Semakin kita membicarakannya, semakin kecil kemungkinan kita benar-benar melakukan sesuatu untuk memperbaikinya.
"Ketika wanita membicarakan masalah mereka, rasanya sangat melegakan karena mendapatkan dukungan serta validasi. Tapi, mereka tidak melihat bahwa ini akan membuat mereka lebih buruk," ujar Amanda Rose, profesor ilmu psikologi Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan Universitas Missiori, seperti dikutip dari Daily Mail.
Dalam menangani masalah, wanita dan pria memiliki cara yang berbeda. "Pria cenderung lebih baik ketika berbicara dan mereka akan lebih memilih melakukan kegiatan yang berbeda untuk mengalihkan pikirannya dari masalah," kata Amanda
Namun, apakah akan lebih baik jika Anda mengikuti cara pria mengatasi masalah? Psikolog Linda Papadopoulos berpikir demikian. "Membicarakan masalah dengan sahabat sangat baik dilakukan, tapi jika yang Anda lakukan hanya mendefinisikan ulang masalah tanpa mencoba menemukan solusi, maka itu hanya akan membuat Anda cemas," ujarnya.
Bahkan menurutnya, wanita cenderung kehilangan sudut pandang dan cara berpikir ketika temannya mengalami masalah yang sama. Ternyata, berbagi masalah, efektif sebagai media penularan emosi. Ketika seseorang berpikir negatif, hal tersebut akan memengaruhi suasana hati orang lain.
Itulah sebabnya jika seorang teman mulai merengek, maka sahabat-sahabatnya yang lain akan bergabung masuk dan membuat beban masalah menjadi dua kali lipat. Meski fakta mengatakan curhat tidak membuat wanita merasa lebih baik, mereka tidak dapat lepas dari kebiasaan ini.
Hal ini mungkin karena berbagi masalah terbukti sebagai pengalaman mengikat. Ada sesuatu yang menarik, terkait mengetahui bahwa sahabat cukup memercayai Anda untuk meredam kegundahan hati dan tentunya merasa lega ketika ada seseorang mendengarkan rengekan Anda.
Menurut psikolog Jane McCartney, ini adalah fenomena modern yang terjadi di masyarakat. "Kita hidup dalam budaya di mana kita melihat orang-orang berbicara panjang lebar tentang masalah mereka. Dalam beberapa kasus, berbagi masalah menjadi salah satu cara memulai percakapan," ujarnya.
Menurutnya hal ini akan bahaya ketika Anda tidak memiliki masalah untuk dibicarakan, Anda akan mulai mencari-cari masalah hanya untuk menemukan topik perbincangan.
"Anda ingin memuaskan hati teman di tengah rintihannya karena ini berarti bahwa mereka akan mendengarkan apa yang ingin Anda katakan. Namun, efeknya justru membuat suasana hatinya tambah kacau. Dia akan menyedot energi negatif dan dalam jangka panjang tidak ada seorang pun yang ingin dekat dengan orang yang selalu merengek tentang masalahnya," ujarnya.
Memang, berbagi masalah bertujuan untuk menemukan solusi. Tapi, Anda harus membatasi diri Anda. "Anda harus menghindari fokus pada pemicu masalah. Tapi, seharusnya fokus pada solusi atas masalah Anda," ujarnya.
Mungkin ada baiknya jika memilih untuk berbagi masalah dengan sahabat pria. Misalnya, ketika dirugikan perusahaan tempat bekerja, mereka akan mengarahkan Anda ke pengacara. Jika Anda mengeluhkan keuangan, ia akan menyarankan Anda untuk memotong anggaran belanja yang tidak perlu. Mungkin, Anda akan merasa sangat kecewa dengan jawaban singkat mereka. Itu karena Anda ingin meluapkan semua emosi, tapi faktanya mereka benar.
Linda Papadopoulus mengatakan bahwa Anda harus mengingat seberapa baik hidup Anda. "Kita cenderung fokus pada sesuatu yang buruk dibandingkan yang baik. Padahal kita memiliki begitu banyak yang harus disyukuri," ujarnya.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Missouri menemukan bahwa 'curhat' justru membuat Anda merasa lebih buruk. Para peneliti melakukan serangkaian tes pada remaja perempuan dan menemukan bahwa kecenderungan mereka bercerita tentang masalah yang terjadi secara berlebihan justru membuat perasaan lebih buruk.
Mereka akan terjebak dalam pola pikir negatif dan berisiko mengalami depresi dan stres. Memang, berbagi masalah di awal membuat perasaan lebih baik. Itu karena mengobrol memicu zat kimia pada otak wanita untuk bereaksi layaknya candu heroin yang melegakan. Namun, ketika overdosis, akan menimbulkan perasaan tertekan dan depresi.
Membicarakan masalah justru memperkuat masalah tersebut. Semakin kita membicarakannya, semakin kecil kemungkinan kita benar-benar melakukan sesuatu untuk memperbaikinya.
"Ketika wanita membicarakan masalah mereka, rasanya sangat melegakan karena mendapatkan dukungan serta validasi. Tapi, mereka tidak melihat bahwa ini akan membuat mereka lebih buruk," ujar Amanda Rose, profesor ilmu psikologi Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan Universitas Missiori, seperti dikutip dari Daily Mail.
Dalam menangani masalah, wanita dan pria memiliki cara yang berbeda. "Pria cenderung lebih baik ketika berbicara dan mereka akan lebih memilih melakukan kegiatan yang berbeda untuk mengalihkan pikirannya dari masalah," kata Amanda
Namun, apakah akan lebih baik jika Anda mengikuti cara pria mengatasi masalah? Psikolog Linda Papadopoulos berpikir demikian. "Membicarakan masalah dengan sahabat sangat baik dilakukan, tapi jika yang Anda lakukan hanya mendefinisikan ulang masalah tanpa mencoba menemukan solusi, maka itu hanya akan membuat Anda cemas," ujarnya.
Bahkan menurutnya, wanita cenderung kehilangan sudut pandang dan cara berpikir ketika temannya mengalami masalah yang sama. Ternyata, berbagi masalah, efektif sebagai media penularan emosi. Ketika seseorang berpikir negatif, hal tersebut akan memengaruhi suasana hati orang lain.
Itulah sebabnya jika seorang teman mulai merengek, maka sahabat-sahabatnya yang lain akan bergabung masuk dan membuat beban masalah menjadi dua kali lipat. Meski fakta mengatakan curhat tidak membuat wanita merasa lebih baik, mereka tidak dapat lepas dari kebiasaan ini.
Hal ini mungkin karena berbagi masalah terbukti sebagai pengalaman mengikat. Ada sesuatu yang menarik, terkait mengetahui bahwa sahabat cukup memercayai Anda untuk meredam kegundahan hati dan tentunya merasa lega ketika ada seseorang mendengarkan rengekan Anda.
Menurut psikolog Jane McCartney, ini adalah fenomena modern yang terjadi di masyarakat. "Kita hidup dalam budaya di mana kita melihat orang-orang berbicara panjang lebar tentang masalah mereka. Dalam beberapa kasus, berbagi masalah menjadi salah satu cara memulai percakapan," ujarnya.
Menurutnya hal ini akan bahaya ketika Anda tidak memiliki masalah untuk dibicarakan, Anda akan mulai mencari-cari masalah hanya untuk menemukan topik perbincangan.
"Anda ingin memuaskan hati teman di tengah rintihannya karena ini berarti bahwa mereka akan mendengarkan apa yang ingin Anda katakan. Namun, efeknya justru membuat suasana hatinya tambah kacau. Dia akan menyedot energi negatif dan dalam jangka panjang tidak ada seorang pun yang ingin dekat dengan orang yang selalu merengek tentang masalahnya," ujarnya.
Memang, berbagi masalah bertujuan untuk menemukan solusi. Tapi, Anda harus membatasi diri Anda. "Anda harus menghindari fokus pada pemicu masalah. Tapi, seharusnya fokus pada solusi atas masalah Anda," ujarnya.
Mungkin ada baiknya jika memilih untuk berbagi masalah dengan sahabat pria. Misalnya, ketika dirugikan perusahaan tempat bekerja, mereka akan mengarahkan Anda ke pengacara. Jika Anda mengeluhkan keuangan, ia akan menyarankan Anda untuk memotong anggaran belanja yang tidak perlu. Mungkin, Anda akan merasa sangat kecewa dengan jawaban singkat mereka. Itu karena Anda ingin meluapkan semua emosi, tapi faktanya mereka benar.
Linda Papadopoulus mengatakan bahwa Anda harus mengingat seberapa baik hidup Anda. "Kita cenderung fokus pada sesuatu yang buruk dibandingkan yang baik. Padahal kita memiliki begitu banyak yang harus disyukuri," ujarnya.
(V_n)
Related Post :
Comments :
0 comments to “Curhat Berlebihan Bisa Bikin Galau”
Posting Komentar